Kota Ragu
Pilar-pilar gedung putihku tak juga runtuh Mereka menjelma asing silih berganti ingin mengisi yang belum penuh Di pinggiran jalan pertokoan tak utuh Lalu-lalang yang mencoba bercakap meski kesudahannya pilu Aku, dan penjaga kota ramai-heningku Masih bersedekap bertanya perihal ragu Manusia pemilik ‘hadir’ berkunjung bersama mawar-merah di balik jaket biru Aku, tak pernah halnya menutup pintu Diksi ini apa memaksaku untuk berbicara perihal kamu? Yang bahkan hingar-bingarnya belum menyentuh Kota Raguku? Aku, dan dinding-dinding pencakar langit itu Berjuang menggapai sirus tapi takut jatuh Kota ini bukan tentang mencari arsitek termasyhur Atau pencipta debar-degup lampu lintas ter-merdu Pondasiku tak berburu jendela ungu atau abu Peristirahatan kota butuh tamu yang mampu berbagi alunan hangat, lalu pecahkan beranda luruh Kotaku, lama tak berpenghuni Intonasi remang-remang hilir-mudik kendaraan berkarya rindu Aku, masih bersembu...