Menemukan

 

Jika bisa diumpamakan, hidup bagaikan sebuah rumah dengan banyak ruangan di dalamnya. Setiap insan memiliki waktu masing-masing kapan harus masuk ke salah satu ruangan, tidak ada patokan khusus saat usia berapa maupun ketika terjadi apa. Semua terjadi tanpa aba-aba, bahkan perencanaan yang lebih dari kata matang pun akan terkejut ketika dihadapkan kepada kejadian-kejadian yang tidak terduga akan terjadi sebelumnya. 

Berbicara perihal 'Menemukan' saya punya beberapa cara mengartikannya. Salah duanya yaitu menerima langsung atau beradaptasi terlebih dahulu. Saya mulai menemukan diri saya ketika saya ditempa terus menerus melalui tragedi yang selalu ingin saya hilangkan dari hidup saya. Jika ditanya saya mengalami kasus pertama atau kedua, saya akan sedikit rakus dengan memilih keduanya. Semuanya berjalan perlahan, awalnya saya bahkan menolak, benci dan ingin meninggalkan kembali apa yang telah saya temukan. Namun kemudian saya bermetamorfosa menjadi kupu-kupu yang mulai menerima warna yang muncul pada sayap saya. 

Sekitar tiga atau empat tahun lalu, saya menemukan diri saya yang ternyata selama ini meringkuk di salah satu sudut ruangan di dalam rumah. Saya menyapanya, dia menceritakan banyak hal tentang apa-apa saja yang sudah ditemukannya di setiap ruangan yang telah dimasukinya. Saya menepuk pundaknya dan berterimakasih karena terus berdiri meskipun sedikit sekarat, saya memapahnya pelan-pelan dan mulai berbincang tentang ini dan itu.

Dia bercerita tentang,
Aku sesak napas ketika tidak menjadi gemilang seperti si A
Aku ingin lebih calm seperti si B
Aku ingin tampil semakin menarik setiap harinya, oleh karenya aku mati-matian agar diriku terlihat sempurna seperti si C
Aku tidak mau menangis, aku harus tunjukkan bahwa aku kuat
Aku tidak boleh sedih
Aku harus menjauhkan semua hal-hal negatif

Aku terdiam dan memandang nanar kepada dia yang mulai meneteskan air matanya. Menenangkannya kemudian berkata,
Kamu hanya harus menjadi dirimu sendiri
Tidak masalah untuk menjadi tergesa-gesa
Terima semua kekuranganmu, semua yang ada di dunia ini relatif dan dinamis
Menangislah, tidak ada batasan
Bersedihlah ketika ingin bersedih
Jangan, terima semua emosi negatif dan positifmu

Dia kembali menatapku,
Benarkah?
Tentu.

Terimakasih sudah berjuang dan menungguku menemukanmu, sekarang kita berjuang bersama. Prosesmu sudah membuktikan bahwa kamu kuat, aku mengagumi semua usahamu, tidak butuh orang lain mengakuinya, cukup aku dan kamu, kita.

Sekarang kami berjalan kembali memasuki rumah, ternyata masih banyak sekali ruangan yang belum kami jelajahi. Benar-benar tidak ada clue akan ada apa di ruangan tersebut, kami bersemangat, sangat menarik. Aku dan dia melihat ke arah sayap kami masing-masing, bermunculan berbagai warna dan corak, mulai dari yang terang hingga gelap sekalipun. Kami saling merangkul dan melangkah bersama setelahnya. 

Hidup sebegitu ajaibnya, menemukan tidak selalu tentang harus secepatnya, tidak pula dengan cara yang paling sempurna, cukup melangkah dan yakin dengan diri sendiri, itu sudah lebih dari cukup.

-R.an-




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camelia

Jeda

Terbit Rela