7200 Detik


















Perkara sampai yang tak sampai-sampai

Caci yang tak berujung 

Tunggu yang belum juga lihai jadi termangu

Aku, dan rapat-rapat yakinku, labuh di kamu


Gelora rasa berteriak

Ingin menepi!


Akhirnya,

Pada detak kala itu

Kamu, adalah 7200 detik bahagia milikku


Pada dua jam nada-nada bisik suaramu

Tawa yang lama tiada bertamu

Syukurku, kepada cakap yang bertemu


Aliran lavaku deras mengalir

Sampaikah pada hulu danaumu? Adakah?


Kamu, 7200 detik sesaatku

yang inginku jadi selamaku


Usai yang ingin aku depak jauh

Belum, aku belum pada pemberhentian itu

Masih berlimpah titik-titik kisah kita di dinding percayaku


Melanglang buana lah

Karena kita,

Masih ada


Kepada kamu yang menjadi sebab

bait-bait puisiku tak berkoma

Aku, masih di sana

Kamu, masih di sini


Bilamana takdirku kamu

Takdirmu aku

Kita akan seiring, lagi

Genggam bersama lagi

Pada tengah-tengah kawah rindu

Pada detik tak berujung 

Pada detak yang saling bertaut

Pada kita, tresna


7200 detikku,

Biar saja rasa ini mengembara


Yakinku

Labuhku, labuhmu

Kamu, aku


-R.an


Picture source: https://pin.it/7ficV4F




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camelia

Jeda

Terbit Rela